Hidup dengen Kegelisahan

 Kuningan, 3 November 2025


I just want to share my story.

Tentang hidup dengan penuh kegelisahan.

Iya, kegelisahan.

Gelisahin apa? hampir semuanya, di situasi dan kondisi apapun.

Tahun 2020, aku di diagnosa memiliki Generalized anxiety disorder (GAD) atau dalam Bahasa Indonesia Gangguan kecemasan umum, yaitu kondisi kesehatan mental yang menyebabkan rasa cemas, perasaan kewalahan yang terus-menerus, dan kekhawatiran berlebihan terhadap hal-hal sehari-hari.  Yups, hampir semua hal.

Well, aku gak kaget dapet diagnosa tersebut. Malahan ngerasa lega..

Kenapa lega? karena selama ini aku bertanya-tanya sama apa yang aku rasa dan alamin, akhirnya tervalidasi.

This is not easy, never be easy.

Mau situasi apapun, kondisi apapun, di stage hidup yang manapun, rasa cemas ini gak pernah gak disana.

Kalo kata psikolog, semua yang ada di dunia ini terasa sebagai ancaman bagiku.

Rasa cemas ini konsisten ada terus berupa deg-degan, was-was, gelisah, kepala tegang.

Aku nulis inipun sekarang lagi khawatirin banyak hal yang gak mungkin aku sebutin disini, tapi kalo dihitung dan di list down mungkin bisa lebih dari 10 poin haha.

Symptons GAD ini sebenernya udah ada dari aku kecil dan makin parah pas aku udah remaja ke dewasa.

Sekarang pas udah (usia) dewasa gimana? apakah membaik? hmm mungkin iya, mungkin tidak, karena sebenarnya kondisi ini tuh gak akan pernah bisa ilang. 

Aku pergi ke psikolog dan lain-lain bukan untuk menghilangkan cemasnya, tapi untuk belajar gimana handle rasa cemas ini.

Nulis kaya gini aku harap menjadi salah satu cara aku untuk mengatasi rasa cemas ini.

Ada kalanya aku semangat untuk memerangi rasa cemas ini.

Ada kalanya aku pengen peluk erat rasa cemas ini.

Ada kalanya aku pengen ajak dia kerja sama.

Ada kalanya aku kewalahan seperti sekarang.

Berbagai metode psikologi yang aku pelajari dari beberapa psikolog yang pernah aku temui, satu hal yang aku akui paling manjur dalam mengatasi cemas ini.

Iman.

Hikmah dari kondisi ini mungkin ini ya, jadi ada alarm terus-terusan.

Tapi yang paling menakutkan adalah kita nolak atau pura-pura gatau soal alarm tersebut, naudzubillah.

Aku tetap coba ikhtiar sebisaku, konsul ke profesional, belajar ilmunya. 

Tapi sekarang aku capek.

Aku bukan kabur, aku cuma capek.


Komentar

Popular Posts