Detox dengan Control
Social media seriously harms your mental health.
Blocking / muting / unfollowing people you're not comfortable seeing online is not an act of bitterness or hatred. It's not true that you're the loser if you do that.
Blocking / muting / unfollowing people you're not comfortable seeing online is not an act of bitterness or hatred. It's not true that you're the loser if you do that.
You're actually doing yourself a favor by restricting negative vibes enter your day, you did that for peace of mind. And that's completely okay.
Cuma mau bilang sosial media itu seringkali jadi sangat toxic alias racun. Sampe ditahap dimana bisa bikin mood jadi berantakan seharian.
Ini sih semacam resiko orang yang gampang mood swing dan overthinking.
Contohnya aja, elu liat story temen lu sama yang lain lagi pada main atau ngumpul, jadinya elu tau kalo elu ngga diajak. Bisa bikin mood ngga enak kan?
Atau bahkan liat story orang lain yang kita ngga kenal kaya artis atau selebgram pun bisa bikin hati grusak grusuk. Tanpa sadar loh, kita jadi ngebandingin hidup kita sama mereka
Apalagi ketika sesuatu terjadi pada diri kita yang mengharuskan untuk sabar, kalo kebanyakan lihat story/postingan orang yang bagus-bagus tuh ngga baik. Sabarnya makin diuji, syukurnya takut makin kurang.
Memang, social media ini ibarat memiliki 2 mata pedang yang berbeda untuk penggunanya. Kalo kita ngga pinter-pinter sama yang namanya self-control yaudah babak belur.
Menurut gue sosial media ini harusnya diperuntukan untuk orang yang mental health nya bisa dikatakan stabil. Kalo engga ya ga bakalan sehat buat orang tersebut. Contoh kecilnya aja dede2 gemes yang masih esde yang masih labil sekali main sosmed suka jadinya aneh2 kan?
Intinya mulai akhir-akhir ini gue commit sama diri sendiri buat melakukan "detox" sosial media. Caranya :
1. Unfollow artis/selebgram yg ga ada faedahnya sama dan buat gue.
2. Unfollow orang-orang yg toxic buat gue (termasuk orang yang kalo kita liat dia online aja hati jadi ngga tenang)
3. Unfollow orang-orang yg gue kenal tapi ga ada faedahnya gue follow dia
4. Hapus nomor whatsapp orang2 yg toxic atau ngga faedah buat gue, meskipun itu orang kenal deket.
5. Ganti nomor sebagai salah satu jalan memfilter orang-orang di kontak.
6. Cuma follow orang2 atau akun2 yang sekiranya pas gue buka sosmed gue ngerasa fine2 aja.
7. Ngga kebanyakan ngestak dan liat story orang.
8. Hapus semua postingan di ig.
9. Bikin second account, basically itu akun kelinci yg gue bikin buat follow hewan2 lucu nan menggemaskan. Jadi skrg gue kebanyakan aktif disitu, iya, gue bukan ngepoin manusia lagi.
Untuk sementara ini baru itu yang gue lakuin. Dan ya, yang gue rasain gue jadi lebih deket sama keluarga literally orang2 di kehidupan nyata gue. Gue lebih buka mata buat kehidupan yang benar2 ada di depan mata gue. Dan mood gue cenderung stabil. Gue juga ga ngabisin waktu buat mikirin hal2 ga perlu dan ga penting.
Cara pandangan gue mengenai social media ini juga jadi berubah. Dulu kita punya akun harus ngefollow orang yang kita kenal bahkan ngga kenal sekalipun minta follback2an. Sekarang, menurut gue : kita punya akun sosmed dengan tujuan masing2 dan interest yang berbeda, apasih yang ingin kita lihat di sosmed? Bukan tentang apa yang harus kita lihat. Misal gue suka sama hal2 yang berbau psikologi dan perbintangan, ya timeline gue kebanyakan itu semua; foto2 galaxy dan bahasan tentang mental healt even mental illness. That's okay kalo orang lain bilangnya sombong atau pengecut. Ini semua demi kebaikan diri kita sendiri.
Btw sebenernya kemaren2 gue baru aja kena musibah. Pertama, kartu memori hp ilang pas pergi ke bandung which is disana banyak banget data-data penting (untungnya gue sempet back up in ke laptop). Dan yang baru aja terjadi adalah hp gue mati total ga bisa di charging, alhasil data-data di memori internal juga ga bisa di buka, sempet ke tempat service tapi katanya harus diganti ip chargingnya sampe 350k dan makan waktu yang ngga sebentar, sedangkan malemnya gue udah harus pergi ke Bogor. Alhasil gue ikhlasin data2 di hp itu termasuk kontak orang2, foto2, dan segala tetek bengek yang ada di hp itu semenjak 2015. Maybe this is what I need and maybe this is a sign for me to start a new life. Kontak wa pun pada ngga selamet.. That's okay. Sekarang nomor yg ke save ya cuma nomor yg dianya hubungin gue duluan secara gue ga ada kontaknya. Hikmahnya, Allah ngebantu niat gue buat detox :)
Gue ga tau kedepannya apa yang bakal gue lakuin soal detox sosmed ini. Tapi, yang ada dipikiran gue saat ini sebenarnya adalah niat pengen nge "deactive" in akun TT
Jujur, gue suka amaze sama anak seumuran gue yang masuk kategori millenial tapi ngga punya akun ig, ya da real mvp! Doakan gue bisa gitu yaaaaa
Komentar
Posting Komentar