Serendipity


"Senja, rembulan atau kamu?
Ketiganya.
Jawabku sore itu

Senja, rembulan, atau aku?
Tidak untuk yang ketiga.
Jawabmu malam itu"

Sekiranya itu yang ada dibenakku kala itu.
Tak apa. Aku akan menganggapmya seperti itu.

Kau tahu apa arti senja bagiku?
Bagiku senja adalah rekaman
Rekaman yang terus diputar setiap harinya
Mengingatkanku pada memori singkat yang nyaris fana
Yang meski fana tetap kuharapkan nyatanya

Kau tahu apa arti rembulan bagiku?
Bagiku rembulan adalah hadiah
Sebuah hadiah yang tak bisa kulihat setiap harinya
Menghangatkanku dalam hati yang memedam rindu
Yang meski singkat tetap kuharapkan hadirnya

Kau tahu apa arti kamu bagiku?
Bagiku kamu adalah..
Aku tidak tahu.

Mungkin pilu.

Ini aku, akan berbicara padamu walaupun tidak semuanya.

Aku adalah wanita.
Aku pernah jatuh cinta
Tentu pada makhluk yang bernama lelaki

Entah darimana kisah ini berawal
Bisa jadi saat mentari terbit

Di balik jendela ruang kelas
Seorang gadis terjaga disana
Netranya mengkuti kemana langkah kaki itu melangkah
Pipinya tersipu hingga sosok itu hilang dari pandangan

Itu pertama kalinya sampai ia memutuskan untuk tak menghiraukan panas di pipinya

Sampai takdir mempertemukan keduanya hingga sampailah pada kisah ini..

Saat senja menjadi akhir segalanya.

Aku wanita,
Walaupun aku senang akan segala hal yang menyangkut logika
Aku punya hati yang dengan kejamnya menomor satukan perasaan

Aku sakit.
Saat aku harus menikam setiap rindu yang datang.

Aku tidak baik-baik saja.
Saat aku harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

Aku kecewa.
Saat tahu bahwa bahagiamu bukanlah aku.

Aku kesal.
Saat kamu dengan entengnya mengacuhkanku.

Aku geram.
Saat aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya.

Aku menyesal.
Saat aku terus-terusan membohongi diriku sendiri.

Aku benci.
Saat aku tak bisa benar-benar berhenti.

Aku lelah..
Saat aku harus jatuh cinta sendirian.

Aku sudah tak peduli.
Sungguh.

Aku tak lagi mengingatmu dikala senja ataupun malam dengan rembulan

Lalu kenapa kau selalu datang dalam mimpiku di sepanjang malam yang kuinginkan damai?

Aku lelah..

Mungkin aku bisa bernegosiasi dengan hatiku dengan menyibukan diri sehingga segala perasaan tak penting ini bisa tersingkirkan

Tapi bagaimana aku bisa bernegosiasi dengan mimpi?

5 tahun bukan waktu yang singkat
Aku tahu itu

Betapa tak adilnya
Kamu berkelana kesana kemari
Sementara aku berdiam diri

Bisakah aku menikmati waktuku ?
Agar aku bisa menemukan yang sejati.

Pergilah sekalian
Atau tinggalah sekalian

Karena hatiku tak selucu itu untuk dijadikan sebuah lelucon


🇭🇰


Komentar

Popular Posts